Sang Jiwa
Dinginnya pagi tersambut kabut. Diiringi burung yang saling bersahut. Menghibur Ia yang malamnya terenggut. Hembusan angin yang menyejukkan seolah tak berlaku lagi baginya. Baginya yang telah merana, Karena terlanjur terlena. Terlena karena sibuk mendamba. Terlena karena terlampau mengharap. Hingga akhirnya terluka karena terlalu mencinta. Dada yang kian sesak tatkala hati yang meradang. … Lanjutkan membaca Sang Jiwa